Wow, Tunanetra Bisa Lihat Antariksa
INILAH.COM, Jakarta- Pernahkah Anda berkeinginan menyentuh galaksi atau menjangkau nebula? Kini mimpi Anda bisa terwujud, bahkan bisa dialami tunanetra, tanpa perlu merogoh kocek lebih dalam.
Ilmuwan dari Space Telescope Institute mengembangkan teknologi printing yang memungkinkan seseorang memahami cincin Saturnus atau objek antariksa lain dengan lambaian tangan.
Teknologi itu memungkinkan tunanetra memahami luar angkasa lebih lanjut. Yang menarik, ilmuwan mengklaim teknologi ini memungkinkan seseorang ‘melihat’ keindahan galaksi via sentuhan.
Diberi nama thermal printer, perangkat itu merupakan ‘perkawinan silang’ antara mesin kartu kerdit dengan perangkat yang mampu menciptakan label. Printer Thermal memungkinkan seseorang menciptakan gambar khusus di atas kertas thermal berbahan karet. Produk ini dijual seharga US$1.000 (Rp 9 juta).
Jika harga itu terlalu mahal, Anda bisa mendapatkan cetakan hasil produk tersebut secara gratis di situs resmi Amazin Space Tactile Astronomy.
from : http://teknologi.inilah.com/read/detail/1434302/wow-tunanetra-bisa-lihat-antariksa
Read More..
Minggu, 11 Desember 2011
Minggu, 30 Oktober 2011
Tunadaksa Pemain Gitar dengan Kaki | |||||||||||||||||||||||||||||||
Published on 09-10-2008 | Email To Friend Print Versio | ||||||||||||||||||||||||||||||
![]() Rekoris : Alberta Aceng Dani Setiawan Aceng seorang penyandang tunadaksa, mampu bermain gitar dengan menggunakan kedua kakinya sambil bernyanyi. Selain itu dia juga dapat melukis, menyetir mobil dan main piano.MESKIPUN SAYA BELUM PERNAH MENEMUI BELIAU, SAYA PERNAH MELIHATNYA DI SEBUAH ACARA TV .Mendengar kisah hidupnya yang begitu luar biasa!!Tidak mudah menyerah, meskipun ia bercerita pernah hampir bunuh diri karena keputusasaan. Ketika itu, ia sedang tersengat virus cinta kepada seorang gadis pujaan hatinya, tapi apa daya dengan kecacatannya ia ditolak mentah-mentah dan sedikit penghinaan dari orang tua si pujaan hati. Alhasil kekecewaan dan kekecewaan menderanya saat itu.Dan terbesit niat untuk mengakhiri hidupnya. "Ada 2 cara ampuh untuk bunuh dira yang saya fikirkan, yang pertama saya berniat minum baygon, tapi kemudian saya mengingat bahwa tetangga saya ada yang mencoba minum baygon tapi tidak mati.Kemudian saya putuskan untuk gantung diri, tapi bagaimana saya gantung diri?klo masang talinya saja saya tidak bisa. Mau minta bantuan tetangga saya, tapi gak ada yang mau, takut katanya. Ya sudah saya tidak jadi bunuh diri!!!hehehe!",begitu ujarnya di acara KICK ANDY MetroTV. |
Senin, 17 Oktober 2011
Autis dan Tuna Grahita, Beda!
Hati-hati memberikan layanan pendidikan terhadap anak-anak yang sulit berkomunikasi, keliru pendekatan dan terapi sangat beresiko menghambat perkembangan intelegensia anak. Tidak selamanya anak-anak yang sulit berkomunikasi itu adalah anak tuna grahita. Bisa jadi anak yang bergejala demikian tergolong autisme. Antara autisme dan tuna grahita terdapat perbedaan mendasar sehingga perlakuan yang diberikan pun harus berbeda.Â
Menurut Eko Djatmiko Sukarso, Direktur Pembinaan SLB Depdiknas, Autisme adalah anak yang mengalami gangguan berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensoris, pola bermain, dan emosi. Penyebabnya karena antar jaringan dan fungsi otak tidak sinkron, ada yang maju pesat sedangkan yang lainnya biasa-biasa saja.Survey menunjukkan anak-anak autisme lahir dari ibu-ibu kalangan ekonomi menengah ke atas.
Adapun tuna grahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan mental, jauh di bawah rata-rata. Gejalanya tak hanya sulit berkomunikasi, tetapi juga sulit mengerjakan tugas-tugas akademik. Ini karena perkembangan otak dan fungsi syarafnya tidak sempurna. Anak-anak seperti ini lahir dari ibu kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Sepintas, anak-anak autis dan tunagrahita memang sama-sama sulit berkomunikasi, tetapi dalam perkembangannya, pada situasi tertentu anak-anak autis bisa lebih cerdas membahasakan sesuatu. Autisme hanyalah satu dari delapan jenis kelainan gejala khusus yang menjadi sasaran layanan pendidikan khusus yang kini dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat. Jenis-jenis kelainan lainnya mencakup tuna netra (gangguan penglihatan), tuna daksa (kelainan pada alat gerak/tulang, sendi, dan otot), tuna grahita (keterbelakangan mental), dan tuna laras (bertingkah laku aneh).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, saat ini sekitar 1,5 juta anak di Indonesia yang mengalami kelainan seperti itu. Namun, karena terbatasnya sarana pendidikan luar biasa, baru kurang lebih 50. 000 anak mengenyam pendidikan. Sesuai Deklarasi Salamanca 1994 dan UU Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan pendidikan setara dengan anak-anak lainnya. (Disadur dari: Spirit Edisi 8 Tahun I, Desember 2006)
Read More..
Jumat, 14 Oktober 2011
Education For All
Pendidikan Luar Biasa (Special Education) telah berkembang dari sistem segregasi (Sekolah Luar Biasa atau Sekolah Khusus) dimana layanan pendidikan bagi anak luar biasa diselenggarakan di sekolah luar biasa atau sekolah khusus yang terpisah dari teman sebaya pada umumnya, dengan layanan pendidikan yang sama bagi semua tanpa membedakan perbedaan individual. Secara berangsur-angsur sistem berkembang sampai sesepenuhnya integrasi (terpadu) yaitu dimana anak luar biasa diterima di sekolah regular dengan keharusan anak menyesuaikan kurikulumyang digunakan oleh sekolah tersebut, pada mata pelajaran tertentu anak luar biasa ada di kelas khusus hingga anak luar biasa berada di dalam kelas biasa dengan bimbingan khusus untuk mata pelajaran tertentu.
Layanan pendidikan bagi anak luar biasa mengalami banyak perubahan . Perubahan-perubahan dalam pendidikan bagi anak luar biasa ini termasuk perubahan dalam kesadaran dan sikap, keadaan, metodologi, penggunaan konsep-konsep terkait dan sebagainya. Layanan pendidikan bagi anak luar biasa terus berkembang dan diperjuangkan agar anak luar biasa mendapatkan hak yang sama dengan anak pada umumnya dalam pendidikan. Muncullah pendidikan inklusi yang merupakan perkembangan terkini dari model bagi anak luar biasa yang secara formal kemudian ditegaskan dalam pernyataan Salamanca pada Konferensi Dunia tentang Pendidikan Berkelainan pada bulan Juni 1994 bahwa “prinsip mendasar dari pendidikan inklusi adalah selama memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada mereka”.
Pendidikan inklusi memiliki pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback (1990) mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menentang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar siswa-siswanya berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.
Pendidikan inklusi adalah layanan pendidikan yang semaksimal mungkin mengakomodasi semua anak termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus atau anak luar biasa di sekolah atau lembaga pendidikan (diutamakan yang terdekat dengan tempat tinggal anak) bersama dengan teman-teman sebayanya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak.(Tim Pendidikan Inklusi Jawa Barat, 2003:4)
Pendapat lain mengatakan Pendidikan Inklusi adalah pendidikan yang memberikan layanan kepada setiap anak tanpa terkecuali. Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi, ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya. Semua anak belajar bersama-sama, baik di kelas/ sekolah formal maupun nonformal yang berada di tempat tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing anak. (Pendidikan yang Terbuka Bagi Semua, Djuang Sunanto, 2004:3)
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan inklusi adalah:
1)Pendidikan yang mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, emosional, sosial maupun kondisi lainnya.
2)Pendidikan yang memungkinkan semua anak belajar bersama-sama tanpa memandang perbedaan yang ada pada mereka.
3)Pendidikan yang berupaya memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan kemampuannya.
4)Pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga di lembaga pendidikan dan tempat lainnya.
Read More..
Minggu, 28 Agustus 2011
Mari Berbagi Cinta.....!
SUDAHKAH ANDA MENGENAL MEREKA????
tunagrahita, begitulah panggilan sayang mereka!!!
Kalian pasti tahu istilah "down syndrome" atau biasa kita sebut sindrom down atau tunagrahita. Yah m erupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
*mereka dan segala kelebihan mereka*
Banyak orang salah mengartikan kelainan ini. Banyak dari mereka yang menyamakan mereka dengan idiot. Padahal tidak selalu penderita down syndrome atu tunagrahita ini idiot. Down syndrome mempunyai beberapa tingatan yaitu:
1. Ringan
Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.
2. Sedang
Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.
3. Berat
Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat.
*senyum indah meraka*
Tapi bagi saya, tetap saja mereka tidak pantas untuk disebut idiot. Sadarkah kalian, senyum anak-anak ini lebih indah dan terlihat lebih tulus daripada senyum kalian yang berisi kemunafikan belaka. Banyak dari mereka yang berhasil menunjukkan prestasi. Jadi jangan anggap remeh orang-orang yang mungkin kalian anggap tidak sama dengan kalian.
Mereka bukannya tidak sama dengan kalian, tetatpi mereka hanya diberikan keindahan dengan cara yang berbeda oleh Tuhan. Maka mungkin benar jika ada yang mengatakan “Don’t judge the book by the cover”. Bisa jadi anak-anak seperti mereka memiliki hati yang lebih tulus daripada anda.
Jadi.. BERHENTI MENYEBUT MEREKA IDIOT !!!(Diposkan oleh keong dudul Senin, 01 November 2010)
Sekarang udah kenel kan???Sejujurnya saya belum terlalu mengenal mereka...Saya juga banyak bertanya sama Mbah Google....Nah yang ini tulisan saya:
Entah apa yang ada di dalam benak saya, hingga saya tiba-tiba memikirkan nasib anak bangsa yang begitu luar biasa....
Karena mereka, saya berani bermimpi!!!
Bagi saya satu hal yang begitu luar biasa yang hanya mereka yang mampu lakukan...Apa itu????
Mereka mampu membuat orang lain menangis dan tertawa dalam satu waktu....
Mereka sumber inspirasi saya!!!
Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)
tempelan penuh warna
